Semangat Dalam Keterbatasan

Tahun pertama Espara adalah tahun yang berat. Dengan fasilitas seadanya, Guru dan TU yang sedikit (angkatan pertama PNS-nya hanya 2 orang,lainnya GTT/PTT), dana yang kecil, tak mampu menghalangi semangat membara warga Espara untuk selalu berprestasi dan berprestise. Semangat itu nampak sekali terlihat pada setiap kegiatan yang diikuti oleh siswa dan guru.  

Awalnya sepeda hias, kita berhasil mencuri juara 1 dan 2. Murid-murid Espara yang masih lugu, tanpa pengalaman, dan banyak yang dari desa, diikutkan dalam berbagai kegiatan dan lomba. Target utama bukan menang, tapi mencari pengalaman. Setelah beberapa kali mengikuti perlombaan, akhirnya target pulang membawa piala terpatri benar dibenak warga Espara. Sehingga ada pameo yang berlaku saat itu : "Kalau bukan juara 1 bukan menang namanya". 

Sekolah ini ditata di atas visi, misi, dan tujuan yang jelas. Tonggal keberhasilannya telah dirancang sedemikian rupa sehingga tahapan kesuksesan tidak terjadi apa adanya, bukan hasil sulap sim-salabim, tapi anugrah dari skenario matang seluruh warga sekolah. Dan hasilnya memang tidak mengecewakan. Baru berdiri kita sudah dijadikan sekolah model di Jawa Timur. sebagai Unit Sekolah Baru (USB), sekolah kita masuk 3 besar USB terbaik se-Indonesia. 

Siswanya sudah kesana-kemari, malang melintang berprestasi di tiap lomba dan even bergengsi. Bahkan tidak ada yang menyangka, kita di awal tahun justru memiliki group Cheerleaders, dan berhasil meraih juara 2 di tingkat karisidenan Besuki. Yang pasti, apapun keadaannya, tidak boleh menghalangi kita untuk tetap berprestasi 

Posted in: Alumni,Kegiatan Siswa